Minggu, 08 Maret 2020

Mencari Buddy

Bismillah

Dear my buddy, bunda cindy

Terima kasih yah sudah menerima lamaran tuk jadi teman seiring seperjuangan dalam menghadapi tantangan 🥰 Alhamdulillah aku sangat bersyukur bisa berjodoh dengan dirimu. Kalo boleh jujur, sebenernya dirimu berada di list no 3 dari 5 orang yang kuincar sebagai buddy ☺️ Tapi pasti ada alasan kenapa Allah mempertemukan kita sebagai buddy, dan ku yakin ini juga bukan kebetulan, jadi mari kita saling menguatkan 💕

Orang pertama yang kuincar, temanku di keluarga manajemen emosi. Beliau termasuk aktivis yang senang berbagi tulisan dan doodle cantik tentang jurnal dan pengalaman pribadinya belajar manajemen emosi. Tentunya beliau punya banyak fans, dan aku adalah salah satu fans yang sering menunggu postingannya. Nah sesuai prediksiku belum ada 24 jam setelah tantangan mencari buddy keluar, beliau posting di sosmednya bahwa sudah mendapat buddy yaitu temanku sendiri dari keluarga yang sama. Bagiku cinta bertepuk sebelah tangaaan~ 🤣 Anw, mereka berdua cocok sama-sama aktivis dan "master" dibidangnya. Apalah diriku ini yang masih newbie dalam urusan emosi 😂

Tanpa butuh waktu lama aku move on, lanjut ke orang kedua, beliau temanku di keluarga desain. Beliau orang pertama yang mengajakku berkenalan saat camping ground. Setelah kukepoin sosmednya, ternyata beliau adalah desainer, ilustrator sekaligus penulis buku-buku anak 😍 Ma syaa Allah. Jujur aku jiper saat mau mengajukan lamaran untuknya. Ada perasaan ragu "apa iya beliau mau jadi buddy ku, kan kita engga selevel" 🙈 dan akhirnya aku memilih mundur alon-alon *nyadar diri belum siap sakit hati 😆🤭

Kemudian list orang ketiga adalah teman sekelas bunsayku. Beliau pertama kali mencuri perhatianku ketika dulu sering menjadi momod saat sesi Jumat Hangat (perkenalan). Aku suka cara beliau menyapa di grup yang begitu lugas dan hangat. Qodarullah  kita bisa bertemu dan ngobrol langsung saat aku ada acara di Kudus. Ma syaa Allah beliau ternyata beneran hangat bersahabat 😍
Aku juga merasa tertampar ketika dulu pernah membaca jurnalnya tentang niat belajar untuk "ngibadah". Ahh betapa kerennya beliau bisa bersinergi dengan suami, meski cuma ngobrolin tugas tapi energinya terasa, Ma syaa Allah 😍 Selain itu ternyata kita sama-sama tertarik di dunia sustain living. Lalu Bismillah, aku memantapkan hati untuk melamar beliau. Sempet ada rasa takut ditolak 🤭 Dengan modal poster buatan di canva kujaprilah beliau, dan beliau tenyata habis melamar orang tapi zonk 😂. Langsung saja tanpa basa-basi kukirim desain lamaran alakadarnya. And she said "yes" dengan catatan "asal gak ditinggalin pas lagi sayang sayangnya aja... 🤣"


Alhamdulillah sekarang Bunda Cindy sudah "sah" jadi buddyku 🤭 dan kami siap bergandengan tangan menghadapi tantangan bersama. Semoga Allah mudahkan kami bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik nantinya. aamiin 🦋

Oiya selang beberapa jam setelah aku menemukan buddy, ada dua orang yang melamarku. Yang satu masuk di list target buddyku urutan terakhir dan yang satunya lagi teman sekelas bunsayku dulu. Karena tak mungkin berbagi hati otomatis ku tolak mereka, maaf ya teman 😅🙏🏻.
Yah begitulah jodoh~ kalo kita engga nemu ya ditemu kan ya 🤭

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;